1. Pengertian Psikologi
Perkembangan
Psikologi
perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang
lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang
mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
2. Kegunaan psikologi
perkembangan.
Berikut ini akan
dikemukakan kegunaan psikologi perkembangan sebagai berikut:
* Dengan mempelajari
psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai
tingkah laku manusia.
* Untuk memahami diri
kita sendiri dengan mempelajari psikologi sedikit banyak orang akan mengetahui
kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun
tingkah laku lainnya.
* Dengan mengetahui
jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya sendiri.
* Pengenalan dan
pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting
untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.
* Dengan bekal
pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai tingkah laku
normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai
tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku
kita sendiri.
Pengetahuan
Psikiologi Perkembangan, sangat berguna bagi guru, yaitu dengan bekal psikologi
perkembangan:
* Mereka dapat
memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.
* Mereka dapat
memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat
perkembangan pemahaman murid-murid mereka.
3. Pengertian perkembangan.
Objek psikologi
perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan pribadi
manusia ini berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud
adalah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju
ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Istilah
“perkembangan “ secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental
psikologis manusia.
4. Jenis-jenis dan Karakteristik
Perkembangan
Elizabeth Hurlock mengemukakan jenis-jenis perubahan selama proses
perkembangan dan sifat-sifat khusus dalam perkembangan.
a. Jenis-jenis perkembangan (Types
of changes in Development)
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan digolongkan ke
dalam 4 jenis; yaitu:
* Perubahan dalam ukuran (changes in size)
* Perubahan dalam perbandingan ( changes in proportion)
* Pengertian wujud ( Disappearance of Old Features)
* Memperoleh wujud baru ( Acquisition of New Features)
b. Sifat-sifat khusus perkembangan
(Characteristics of Development)
Ada beberapa sifat khusus yang dapat kita lihat dalam perkembangan. Dan
hanya diambil yang jelas menunjukkan pengaruh yang besar; yaitu:
- Perkembangan berlangsung menurut suatu pola
tertentu.
- Perkembangan berlangsung dari sifat-sifat
umum ke sifat-sifat khusus.
- Perkembangan adalah tidak terputus-putus.
- Perbedaan kecepatan perkembangan antara
kanak-kanak akan tetap berlangsung.
- Perkembangan dari pelbagai bagian badan
berlangsung masing-masing dengan kecepatan sendiri.
- Sifat-sifat dalam perkembangan ada sangkut
pautnya antara satu dengan lainnya.
- Perkembangan dapat dikira-kirakan lebih
dahulu.
- Tiap-tiap fase perkembangan mempunyai
coraknya masing-masing.
- Apa yang disebut sikap yang menjadi
persoalan kerapkali sikap biasa sesuai dengan umurnya.
- Tiap-tiap orang yang normal akan mencapai
masing-masing fasenya terakhir dalam perkembangan.
Kesimpulan :
* Pengetahuan tentang dasar-dasar perkembangan adalah sangat penting
artinya bagi kita.
* Memungkinkan kita mengetahui apa yang dapat kita harap pada suatu usia,
sehingga tidak terjadi harapan yang berlebihan atau mematikan pengharapan yang
kedua-duanya akan berakibat tidak baik.
* Memungkinkan kita mengetahui secara tepat kapan kita harus berbuat dan
apa yang harus kita buat untuk membantu pertumbuhannya, agar berlangsung dengan
baik.
5. Fase dan Ciri Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pendapat para Ahli
mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat digolongkan dalam tiga
bagian, yaitu:
a. Periodisasi yang berdasar biologis.
Periodisasi atau
pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses
biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan
jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi,
antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar
kelengkapan kelamin.
b. Periodisasi yang berdasar psikologis.
Tokoh utama yang
mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch.
Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa
perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan
keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa
perkembangannya.
c. Periodisasi yang berdasar didaktis.
Pembagian masa-masa
perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD
dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam
“Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup
manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak
konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:
·
Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)
Masa ini berlangsung
sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9
bulan 10 hari atau 280 hari. Masa sebelu lahir ini terbagi dalam 3 priode;
yaitu:
-
Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak
pembuahan sampai akhir minggu kedua.
-
Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai
akhir bulan kedua.
-
Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua
sampai bayi lahir.
·
Masa Bayi Baru Lahir (New Born).
Masa ini dimulai
dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam
perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage)
artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan.
Ciri-ciri yang
penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
-
Periode ini merupakan masa perkembangan yang
tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
-
Periode ini merupakan saat penyesuaian diri
untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
-
Periode ini ditandai dengan terhentinya
perkembangan.
-
Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka
merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
·
Masa Bayi (Babyhood).
Masa ini dimulai
dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun.
Masa bayi ini
dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan
periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
·
Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood).
Awal masa
kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra
kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial
sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk
penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
·
Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood).
Akhir masa kanak-kanak
atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun.
Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah
ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan
pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun
Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di
mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat
timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi
inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian
untuk bersekolah.
·
Masa Puber (Puberty).
Masa Puber merupakan
periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak
dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0
atau 16,0.
Kriteria yang sering
digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali
pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki.
Ada empat perubahan
tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
-
Perubahan besarnya tubuh.
-
Perubahan proporsi tubuh.
-
Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
-
Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
·
Masa Dewasa Awal (Early Adulthood).
Masa dewasa adalah
periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3
periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa
pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut,
dari umur 60,0 sampai mati.
Masa dewasa awal
adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang
penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode
komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
·
Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).
Masa dewasa madya
ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri
yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
-
Masa dewasa madya merupakan periode yang
ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
-
Masa dewasa madya merupakan masa transisi,
dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa
dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani
dan prilaku yang baru.
-
Masa dewasa madya adalah masa berprestasi.
Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
-
Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap
agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat
dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
·
Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood).
Usia lanjut adalah
periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam
puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat
fisik dan psikologis yang semakin menurun.
d. Teori Kognitif Piaget
Pakar psikologi
Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980), mengatakan bahwa anak dapat
membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa
anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru,
karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia.
Dalam pandangan
Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu
pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh
pikiran, kita melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah
terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu
asimiliasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi
ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang
sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri
dengan informasi baru.
Seorang anak 7 tahun
dihadapkan dengan palu dan paku untuk memasang gambar di dinding. Ia mengetahui
dari pengamatan bahwa palu adalah obyek yang harus dipegang dan diayunkan untuk
memukul paku. Dengan mengenal kedua benda ini, ia menyesuaikan pemikirannya
dengan pemikiran yang sudah ada (asimilasi). Akan tetapi karena palu terlalu
berat dan ia mengayunkannya dengan keras maka paku tersebut bengkok, sehingga
ia kemudian mengatur tekanan pukulannya. Penyesuaian kemampuan untuk sedikit
mengubah konsep disebut akomodasi.
Piaget mengatakan
bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia.
Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang
berbeda. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
- Tahap sensorimotor
(Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan
tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh
kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui
gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
-Tahap
praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun,
merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan
kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan
intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara
perspektif seseorang dengan perspektif oranglain dengan kata lain anak melihat
sesuatu hanya dari sisi dirinya.
Animisme adalah
keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam kehidupan
dan dapat bertindak. Seperti sorang anak yang mengatakan, “Pohon itu
bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh.” Sedangkan Intuitif
adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui
jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui sesuatu
tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional.
- Tahap operasional
konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11
tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan
penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat
diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
- Tahap operasional
formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun,
merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu
melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara
abstrak dan lebih logis.
Sebagai pemikiran
yang abstrak, remaja mengembangkan gambaran keadaan yang ideal. Mereka dapat
berpikir seperti apakah orangtua yang ideal dan membandingkan orangtua mereka
dengan standar ideal yang mereka miliki. Mereka mulai mempersiapkan
kemungkinan-kemungkinan bagi masa depan dan terkagum-kagum terhadap apa yang
mereka lakukan.
Perlu diingat, bahwa
pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke ketahap berikutnya bila tahap
sebelumnya belum selesai dan setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama
seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri perkembangan
setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan mengalami tahap
praoperasional lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga umur bukanlah
patokan utama.
6. Tugas Perkembangan
Menurut Havighurst,
tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada
fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya
mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan
dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan
mengalami kesulitan.
Adapun yang menjadi
sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah:
Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi
individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari
sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
a. Masa bayi dan
anak-anak
* Belajar berjalan
* Belajar mekan
makanan padat
* Belajar berbicara
* Belajar
mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
* Mencapai
stabilitas fisiologik
* Membentuk
pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial
* Belajar kontak
perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain
* Belajar mengetahui
mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata hati
b. Masa Anak Sekolah
* Belajar
ketangkasan fisik untuk bermain
* Pembentukan sikap
yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh
* Belajar bergaul
yang bersahabat dengan anak-anak sebaya
* Belajar peranan
jenis kelamin
* Mengembangkan
dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung
* Mengembangkan
pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari
* Mengembangkan kata
hati moralitas dan skala nilai-nilai
* Belajar
membebaskan ketergantungan diri
* Mengembangkan
sikap sehat terhadap kelompok dan lembga-lembaga
c. Masa Remaja
* Menerima keadaan
jasmaniah dan menggunakannya secara efektif
* Menerima peranan
sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita
* Menginginkan dan
mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social
* Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
* Belajar bergaul
dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki
* Perkembangan skala
nilai
* Secara sadar mengembangkan
gambaran dunia yang lebih adekwat
* Persiapan mandiri
secara ekonomi
* Pemilihan dan
latihan jabatan
* Mempersiapkan
perkawinan dan keluarga
d. Masa Dewasa Awal
* Mulai bekerja
* Memilih pasangan
hidup
* Belajar hidup
dengan suami/istri
* Mulai membentuk
keluarga
* Mengasuh anak
*
Mengelola/mengemudikan rumah tangga
* Menerima/mengambil
tanggung jawab warga Negara
* Menemukan kelompok
sosial yang menyenangkan
e. Masa Usia
Madya/Masa Dewasa Madya
* Menerima dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
* Menghubungkan diri
sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
* Membantu anak-anak
remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
* Mencapai dan mempertahankan
prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
* Mengembangkan
kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
* Mencapai tanggung
jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan
Persoalan mengenai faktor-faktor
apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli
dengan jawaban yang berbeda-beda.
Para ahli yang
beraliran “Nativisme” berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata
ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata
tergantung kepada faktor dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal
adalah Scopenhauer.
Berbeda dengan
aliran Nativisme, para ahli yag mengikuti aliran “Empirisme” berpendapat bahwa
perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor
lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama
sekali. Aliran empririsme ini menjadikan faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa
dalam menentukan perkembangan seseorang individu. Tokoh aliran ini adalah John
Locke.
Aliran yang tampak
menengahi kedua pendapat aliran yang ekstrim di atas adalah aliran
“Konvergensi” dengan tokohnya yang terkenal adalah Willian Stern. Menurut
aliran Konvergensi, perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua
kekuatan tersebut. Baik faktor dasar/pebawaan maupun factor
lingkungan/pendidikan keduanya secara convergent akan menentukan/mewujudkan
perkembangan seseorang individu. Sejalan dengan pendapat ini, Ki Hajar
Dewantoro, tokoh pendidikan nasional juga mengemukakan adanya dua faktor yang
mempengaruhi perkembangan individu yaitu faktor dasar/pembawaan (faktor
internal) dan faktor ajar/lingkungan (faktor eksternal).
Manurut Elizabeth B.
Hurlock, baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan
dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan
seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk
ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan kurang penting.
Tetapi bailklah beberapa diantara faktor faktor-faktor tersebut ditinjau:
·
Intelligensi
Intellegensi
merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai oleh
perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan
terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Berdasarkan
penelitian Terman LM (Genetic studies of Genius) dan Mead TD (The age of
walking and talking in relation to general intelligence) telah dibuktikan
adanya pengaruh intellegensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam
perkembangan berjalan dan berbicara.
·
Seks
Perbedaan
perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata kelihatan
adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-laki
lebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya
dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
Anak perempuan pada
umumnya lebih cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira satu atau dua tahun
lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki.
Hal ini jelasa pada anak umur 9 sampai 12 tahun.
·
Kelenjar-kelenjar
Hasil penelitian di
lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukkan adanya peranan penting
dari sementara kelenjar-kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani
dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah
dilahirkan.
·
Kebangsaan (ras)
Anak-anak dari ras
Meditarian (Lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak eropa sebelah
timur. Amak-anak negro dan Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat
dibandingkan dengan ank-anak kulit putih dan kuning.
·
Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam
keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua,
ketiga, dan sebagainya pada umumnya perkembangannya lebih cepat dari anak yang
pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih lambat.
Dalam hal ini anak
tunggal biasanya perkembangan mentalitasnya cepat, karena pengaruh pergaulan
dengan orang-orang dewasa lebih besar.
·
Makanan
Pada tiap-tiap usia
terutama pada usia yang sangat muda, makanan merupakan faktor yang penting
peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja makanannya, tetapi
isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari pelbagai vitamin.
Kekurangan gizi/vitamin dapat menyebabkan gigi runtuh, penyakit kulit dan
lain-lain penyakit.
·
Luka dan penyakit
Luka dan penyakit
jelas pengaruhnya kepada perkembangan, meskipun terkadang hanya sedikit dan
hanya menyangkut perkembangan fisik saja.
·
Hawa dan sinar
Hawa dan sinar pada
tahun-tahun pertama merupakan faktor yang penting. Terdapat perbedaan antara anak-anak
yang kondisi lingkungannya baik dan yang buruk.
·
Kultur (budaya)
Penyelidikan Dennis
di kalangan orang-orang Amerika dan Indiana menunjukan bahwa sifat pertumbuhan
anak-anak bayi dari kedua macam kultur adalah sama. Ini menguatkan pendapat
bahwa sifat-sifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah yang kemudian
merubah sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses perkembangannya.
Yang termasuk faktor budaya disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya
termasuk pendidikan, agama, dsb.
Elizabeth B. Hurlock
juga mengemukakan beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya perkembangan
(Cause of Development) yaitu:
-
Kematangan (Maturation)
Perkembangan fisik
dan mental adalah sebagian besar akibat dari pada kodrat yang telah menjadi
bawaan dan juga dari pada latihan dan pengalaman si anak. Kodra ini diperoleh
dari turunan perkembangan (Heredity Endownment) dan menimbulkan pertumbuhan
yang terlihat, meskipun tanpa dipengaruhi oleh sebab-sebab nyata dari
lingkungan.
Pertumbuhan karena
kodrat terkadang timbulnya secara sekonyongkonyong. Rambut tumbuh di muka,
suara berubah dengan tiba-tiba. Sikapnya terpengaruh antara lain terhadap seks
lain, yang berkembang menjadi kegila-gilaan gadis atau kegila-gilaan pemuda
sebagai kebalikan dari kebencian yang ditujukan pada masa sebelumnya (Masa
Pueral).
Pada anak-anak
sering terlihat, tiba-tiba anak itu dapat berdiri, berbicara, dan sebagainya
yang terkadang setelah seseorang berpendapat bahwea anak-anak itu sangat
terbelakang dalam pekembangannya.
-
Belajar dan latihan (Learning)
Sebab terjadinya
perkembangan yang kedua adalah dengan melalui proses belajar atau dengan
latihan. Disini terutama termasuk usaha anak sendiri baik dengan atau tidak
dengan melalui bantuan orang dewasa.
-
Kombinasi kematangan dan belajar (Interaction of
Maturation and Learning)
Kedua sebab
kematangan dan belajar atau altihan itu tidak berlangsung sendiri-sendiri,
tetapi bersama-sama, bantu membantu. Biasanya melalui suatu latihan yang tepat
dan terarah dapat menghasilkan perkembangan yang maksimum, tetapi terkadang
meskipun bentuan kuat dan usahanya efektif tidak berhasil seperti yang
diharapkan, jika batas perkembangannya lekas tercapai atau daya berkembangnya
sangat terbatas.
Kematangan selain
berfungsi sebagai pemberi bahan mentah yang berupa potensi-potensi yang siap
untuk dilatih/dikembangkan juga sebagai penentu batas atau kualitas
perkembangan yang akan terjadi. Kematangan itu dalam periode perkembangan tidak
hanya dicapai setelah lahir, tetapi sebelum lahir juga ada kematangan; bedanya
ialah bahwa kematangan dalam masa sebelum lahir hanya dipengaruhi kodrat dan
tidak memerlukan latihan.
Kematangan suatu
sifat sangat penting bagi seorang pengasuh atau pendidik untuk mengetahuinya,
karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang sebaik-baiknya
terhadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagi mereka.
Telah banyak
percobaan-percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seorang anak dapat
berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar
pengajaran/pengalaman. Hasilnya antara lain:
1. Pada tahun-tahun
pertama “kematangan” ini penting karena memungkinkan pengajaran/pelatihan.
2. Dalam hal
perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di antaraanak kembar dan
anak yang berbeda rasnya (Nego dan Amreika misalnya).
3. Berlangsungnya
secara bersama-sama antara pertumbuhan kodrat (kematangan) dengan
pengajaran/latihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.
8. Hukum-hukum Perkembangan
Perkembangan fisik
dan mental disamping dipengrauhi oleh factor-faktor tersbut diatas, juga
perkembangan itu berlangsung menurut hukkum-hukum tertentu.
Adapun hukum-hukum
perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hukum Konvergensi
Hukum Konvergensi
ini menekankan kepada pengaruh gabungan antara pembawaaan dan lingkungan. Tokoh
yang berpendapat demikian adalah Willian Stern yang menyatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan itu adalah hasil pengaruh bersama kedua unsur
pembawaan dan lingkungan. Kedua pengaruh tersebut dapat dimisalkan Dari gambar
di atas dapat dilihat adanya Saling pengaruh kedua faktor pembawaan dan
lingkungan.
b. Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri
Sebagai makhluk
hidup, manusia mempunyai dorongan/.hasrat untuk mempertahankan diri. Hal ini
terwujud pada usaha makan ketika lapar, menyelanatkan diri apabila ada bahaya.
Pada anak kecil
usaha ini diwujudkan dengan menangis, apabila lapar, haus, rasa tidak enak
badan, dan sebagainya, kemudian si ibu akan tanggap dengan tanda-tanda
tersebut.
Dari usaha untuk
memepertahankan diri berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri.
Pada anak-anak
biasanya terlihat rasa ingin tahunya itu besar sekali, sehingga ank-anak tidak
hentin-hentinya bertanya mengenai suatu hal dan dirinya akan merasa senang
apabila dunianya diisi dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapat
dari sekelilingnya. Melalui kegiatan bermain, berkumpul dengan teman, bercerita
dan sebagainya itu dapat dianggap sebagai dorongan untuk mengembangkan diri.
c. Hukum Masa Peka
Masa peka ialah
masanya suatu fungsi mudah/peka untuk dikembangkan. Masa peka merupakan masa
yang terjadi nya dalam perkembangan pada saat-saat tertentu. Misalnya anak usia
satu sampai dua tahun yang mengalami masa peka untuk berbicara dan meniru
sehingga apa yang diajarkan mudah diikuti dan berhasil dengan baik.
d. Hukum Kesatuan Organis
Yang dimaksud dengan
hukum kesatuan organis disini adalah bahwa berkembangnya fungsi fisik maupun
mental psikologis pada diri manusia itu tidk berkembang lepas satu sama lainnya
tetapi merupakan suatu kesatuan.
e. Hukum Rekapitulasi
Merupakan
pengulangan ringkasan dari kehidupan suatu bangsa yang berlangsung secara
lambat selama berabd-abad. Dengan hokum ini berarti perkembangan jiwa anak itu
merupakan ulangan dan adanya persamaan dengan kehidupan sebelumnya (yang
dilakukan oleh nenek moyang)
Dapat dibagi dalam
beberapa masa:
-
Masa berburu dan menyamun
Anak usia sekitar 8
tahun senang bermain kejar-kejaran, perang-perangan, menangkap binatang
(capung, kupu-kupu, dsb)
-
Masa mengembala
Anak usia sepuluh tahun
senang memelihara binatang seperti ayam, kucing, burung, anjing, dsb.
-
Masa bercocok tanam
Masa ini dialami
oleh anak sekitar umur dua belas tahun, dengan tanda-tanda sengan berkebun,
menyiram bunga.
-
Masa berdagang
Anak senang bermain
jual-jualan, tukar menukar foto, perangko, berkiriman surat dengan teman-teman
maupun sahabat pena.
f. Hukum Tempo Perkembangan
Ialah bahwa tiap
anak mempunyai tempo kecepatan dalam perkembangannya sendiri-sendiri. Ada anak
yang perkembangannya lebih cepat dari anak lainnya.
g. Hukum Irama Perkembangan
Berlaku terhadap
perkembangan setiap orang baik menyangkut perkembangan jasmani maupun rohani.
Hal ini berlangsung silih berganti, terkadang teratur, terkadang juga tidak.
Adakalanya tenang, adakalanya goncang, tergantung dari irama perkembangan
masing-masing individu tersebut.
Pada umur tiga
sampai lima tahun seorang anak biasanya mengalami irama goncangan sehingga
sukar diatur, suka membangkang, tetapi setelah itu anak bisa tenang kembali.
Santrok, John W. 2002. Life
Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga