1. Tantangan
yang dihadapi Manager SDM saat ini dan yang akan datang:
a. Tantangan global
a. Tantangan global
Globalisasi
telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang begitu cepat di dalam
bisnis, yang menuntut organisasi untuk lebih mampu beradaptasi, mempunyai
ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan cepat, dan memusatkan
perhatiannya kepada pelanggan.
Globalisasi ini juga dapat memunculkan bahaya, sekaligus kesempatan bagi
organisasi. Globalisasi yang terjadi di
pasar dan kompetisi telah menciptakan ancaman, berupa semakin banyaknya
kompetisi dan meningkatnya kecepatan dalam bisnis. Namun demikian juga
memunculkan kesempatan berupa semakin besarnya pasar dan semakin sedikitnya
hambatan-hambatan yang akan muncul. Dalam suasana bisnis seperti ini, Fungsi Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam
perusahaan harus mampu untuk menjadi mitra kerja yang dapat diandalkan, baik
oleh para pimpinan puncak perusahaan, maupun manajer lini. Para Manajer SDM saat ini berada dalam
tekanan yang tinggi untuk menjadi mitra bisnis strategis, yaitu berperan dalam
membantu organisasi untuk memberikan tanggapan terhadap tantangan-tantangan
yang berkaitan dengan down sizing, restrukturisasi, dan persaingan global dengan memberikan
kontribusi yang bernilai tambah bagi keberhasilan bisnis.
b. Kekeliruan Paradigma Fungsi Manager SDM
Selama ini Fungsi SDM
lebih banyak dilihat sebagai pengelola administrasi personalia atau pengawas
dari peraturan perusahaan di bidang
ketenaga-kerjaan. Fungsi SDM selama ini lebih banyak berperan dalam hal-hal
yang menyangkut penyelenggaraan hubungan industrial di perusahaan, seperti
pembuatan Peraturan Perusahaan/Kesepakatan Kerja Bersama, menjalin kerjasama
dengan Departemen Tenaga Kerja, menyelesaikan perselisihan antara perusahaan
dengan serikat pekerja atau karyawan. Yang lebih menyedihkan lagi bila peran
Fungsi SDM hanya dianggap penting saat perusahaan ingin melakukan pengurangan
jumlah karyawan. Selain itu, Fungsi SDM juga seringkali dipersepsikan perannya tidak lebih sebagai pelaksana
Administrasi Personalia, yaitu yang mengurus masalah pembayaran gaji karyawan,
mengurus cuti karyawan, penggantian biaya kesehatan, dan sebagainya.
Demi mendukung para pimpinan puncak dan manajer
lini di perusahaan dalam melaksanakan langkah-langkah strategis yang tepat
untuk bersaing di pasar global, maka Fungsi SDM dituntut untuk meredefinisi
perannya di dalam perusahaan.
Dari ungkapan di atas,
terlihat bahwa peran tradisional Fungsi SDM , yang selama ini ada, tidak dapat
lagi dipertahankan sepenuhnya seperti dulu, bila fungsi tersebut ingin tetap
hadir di dalam bisnis. Peran tradisional ini bukanlah tidak penting, namun
peran tradisional tersebut harus diperluas dan diperkaya. Untuk itulah, maka Fungsi SDM yang ada di
perusahaan harus sudah mulai melakukan perubahan perannya, dari pemain peran
tradisional yang pasif, menjadi pemain peran yang bertindak proaktif dan
memberikan nilai tambah kepada
perusahaan.
c. Belum tersosialisasinya pemahaman tentang
Fungsi SDM sebagai sebuah profesi yang bersifat multi disipliner (Psikologi,
Ekonomi/Manajemen/Bisnis, Hukum, Teknologi Informasi/Manajemen Informasi) di
kalangan praktisi SDM. Hal ini terkadang
membuat para praktisi SDM hanya memusatkan sejumlah aspek saja dari disiplin
ilmu SDM tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena para praktisi yang
bersangkutan kurang memahami disiplin ilmu lainnya dibandingkan dengan disiplin
ilmu yang dikuasainya. Peran tradisional dari Fungsi SDM di masa lalu membuat
banyak praktisi SDM yang mempunyai keterbatasan dalam memahami strategi bisnis
dan keuangan perusahaan secara menyeluruh
d. Mahalnya investasi di bidang Sistim
Informasi SDM (Human Resources Information
System).
System).
Mahalnya teknologi
sistem informasi SDM dikarenakan tidak banyaknya vendor penyedia HRIS tidak
banyak, sehingga perusahaan cenderung membuat sistem sendiri.
2. Strategi
menghadapi tantangan
Fungsi
SDM harus menetapkan standard yang lebih tinggi dari yang telah mereka miliki
hingga saat ini. Mereka harus mengerakkan para praktisinya lebih tinggi dari
peran sebagai polisi atau penjaga kebijakan atau peraturan, sehingga dapat
menjadi mitra, pemain dan pelopor dalam memberikan keuntungan kepada
perusahaan. Peran baru yang harus dimainkan oleh Fungsi SDM dan para
praktisinyanya, agar dapat memberikan hasil dan menciptakan keuntungan dari
keberadaan mereka di dalam perusahaan, yaitu :
a. Mitra
bisnis strategis
Sebagai mitra bisnis
strategis, Fungsi SDM dan para praktisinyanya dituntut untuk mempunyai
kemampuan dalam menterjemahkan strategi bisnis yang ditetapkan perusahaan ,
menjadi tindakan-tindakan yang nyata di lapangan. Fungsi SDM dan para
praktisinya harus mampu memberikan masukkan-masukkan yang bernilai tambah
kepada tim bisnis perusahaan, dalam penyusunan strategi bisnis. Disamping itu,
seorang praktisi SDM harus mampu mengembangkan ketajaman pengetahuannya di
bidang bisnis, mempunyai orientasi terhadap pelanggan dan mempunyai pemahaman
tentang kompetisi yang terjadi dalam bisnis yang dijalani oleh perusahaan.
b. Ahli di
bidang administrasi
Sebagai ahli di bidang
administrasi, Fungsi SDM dan para praktisinya harus mampu melakukan rekayasa
ulang terhadap proses-proses kerja yang dilakukannya selama ini. Dengan
demikian proses adminsitrasi di bidang SDM akan menjadi lebih efisien dan
efektif dalam melayani kebutuhan manajemen atau para karyawan akan informasi
SDM.
c. Pendukung
& pendorong kemajuan karyawan
Dalam perannya sebagai
pendukung dan pendorong kemajuan karyawan, Fungsi SDM dan para praktisinyanya
dituntut untuk mampu mengenali kebutuhan-kebutuhan para karyawan, menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan karyawan
dengan harapan-harapan perusahaan, dan berupaya keras untuk melakukan langkah-langkah
terbaik untuk mendorong agar kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi secara
optimal. Fungsi SDM dan para praktisinya juga harus mampu untuk menciptakan
suasana kerja yang dapat memberdayakan karyawan dan memotivasi mereka untuk
memberikan kontribusi terbaiknya kepada perusahaan.
d. Agen perubahan
Dalam kapasitasnya
sebagai agen perubahan, Fungsi SDM dan para praktisinyanya dituntut untuk mampu
menjadi katalisator perubahan di dalam perusahaan. Fungsi SDM dan para
praktisinyanya harus mampu berperan dalam mempercepat dan mengelola proses
perubahan yang dicanangkan oleh perusahaan secara efektif. Disamping itu, mereka dituntut pula untuk
mampu mengenali hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan bila
perubahan dilakukan. Dengan demikian dapat mencegah terjadinya gejolak sosial,
yang kontra produktif di dalam perusahaan.
e.
Sasaran yang jelas
Para praktisi SDM
sudah selayaknya menanamkan kesadaran bahwa dalam setiap kebijakan yang dibuat
maupun tindakan yang dilakukan, haruslah memberikan nilai tambah kepada
perusahaan. Nila tambah ini tidak saja
bersifat kualitatif, tetapi juga kuantitatif,
yang dapat diukur keberhasilannya. Untuk itulah dalam penyusunan
sasaran-sasaran sebaiknya didasarkan atas kriteria-kriteria SMART (Specific,
Measurable, Achieveable, Realistic, Time Frame), yang berati bahwa setiap
sasaran yang dibuat harus jelas, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan
mempunyai ukuran waktu yang jelas. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan
dalam menyusun sasaran-sasaran di bidang SDM, antara lain Performance
Management, Balance Scorecard, dll.
f. Jejaring SDM
Untuk meluaskan
wawasannya di bidang SDM, maka para praktisi SDM diharapkan untuk dapat secara
aktif terlibat dalam membangun jaringan
SDM melalui asosiasi-asosiasi SDM, baik yang bersifat lintas bisnis maupun
bisnis sejenis.
g. Terbuka terhadap informasi baru
Untuk menjadi mitra
bisnis strategis, maka para praktisi SDM perlu lebih banyak meluangkan waktu
untuk membaca buku-buku/koran/majalah atau mendengarkan ulasan-ulasan di bidang
bisnis, bertukar-pikiran dengan para praktisi bisnis di dalam perusahaan,
maupun di luar perusahaan, dan secara proaktif memberikan saran-saran kepada
manajemen puncak di perusahaan tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan
oleh Fungsi SDM dalam mendukung keberhasilan bisnis perusahaan. Meningkatkan
pengetahuan di bidang finansial dengan cara bertukar pikiran dengan para
praktisi keuangan di dalam perusahaan, maupun dengan menghadiri pelatihan
mengenai keuangan, yang dirancang khusus bagi para manajer/praktisi di luar
Bidang Keuangan.
h. Memberikan pelayanan yang cepat
Fungsi SDM dapat memberikan pelayanan yang cepat dan
tepat di bidang administrasi kepada
manajemen dan para karyawan antara lain melalui penggunaan teknologi tepat guna
di bidang sistim informasi (HRIS), evaluasi proses kerja, implementasi
pendekatan Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), dan sebagainya.
i. Menyelenggarakan program pelatihan secara
berkala
Agar menjadi pendukung
dan pendorong kemajuan karyawan, Fungsi SDM perlu menyelengarakan
program-program pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan para karyawan untuk
dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Misalnya program pelatihan untuk
meningkatkan ketrampilan dalam berkomunikasi, mengelola waktu kerja, menetapkan
sasaran kerja, dan kepemimpinan. Disamping itu
para praktisi SDM perlu meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam bidang-bidang yang
berkaitan dengan komunikasi interpersonal dan komunikasi di dalam perusahaan,
pengembangan dan pendidikan karyawan, serta kemampuan dalam menyusun strategi
remunerasi yang tepat. Mengikuti pelatihan yang terkait dapat menjadi salah
satu alternatif. Alternatif lainnya adalah dengan membangun hubungan yang akrab
dengan para karyawan melalui kegiatan olah raga maupun rekreasi. Dengan
kegiatan olah raga dan rekreasi ini, diharapkan akan terjalin komunikasi yang
lebih baik dengan para karyawan.
j. Pengembangan sistem SDM secara inovatif.
Mengingat mahalnya
perangkat lunak sistim informasi SDM (HRIS), maka mengembangkan sendiri sistim
informasi SDM merupakan salah satu kiat yang dapat dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan bekerja sama dengan ahli-ahli yang ada di dalam perusahaan
atau tenaga ahli lepas. Sistim yang dikembangkan ini, harus didasarkan atas
hasil survey dan analisa yang mendalam mengenai kebutuhan dan manfaat yang
diperoleh dari investasi bidang HRIS ini. Kiat yang lain adalah dengan
melakukan outsourcing.
3. Keuntungan dan
Kerugian Program Pelatihan SDM :
Tujuan pelatihan adalah sebagai investasi asset
perusahaan dalam hal ini sumber daya manusia
Keuntungan :
1. Dapat meningkatkan keterampilan teknis karyawan
2. Dapat meningkatkan wawasan dan kemampuan manajerial
karyawan
3. Dapat memacu motivasi kerja karyawan
4. Dapat memberikan
pengenalan atau pembelajaran baru tentang suatu hal
5.
Efek langsung dan tidak langsung adalah terjadinya efisiensi dan efektivitas
kerja, peningkatan disiplin kerja, kesolidan tim kerja (team work) , serta
dapat meningkatkan omzet penjualan.
Kerugian:
1. Kadang membutuhkan biaya yang besar
2. Menggunakan waktu dan hari kerja produktif
3. Bisa jadi antara
teori dan praktek berbeda atau teori yang diajarkan dalam pelatihan sulit untuk
diterapkan sehingga akan menjadi sia-sia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar